Bestie.or.id – Ringkasan Cerita Jaka Tarub Bahasa Jawa – Cerita “Jaka Tarub” adalah salah satu cerita legendaris dalam budaya Jawa yang mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Suatu hari, saat Jaka Tarub sedang mencari kayu bakar di hutan, ia menemukan sekelompok peri sedang mandi di sebuah kolam. Salah seorang peri, bernama Nawang Wulan, meninggalkan pakaian serba putihnya di tepi kolam. Jaka Tarub mengambil pakaian tersebut dan bersembunyi.
Ketika peri-peri itu hendak pulang, Nawang Wulan tidak dapat menemukan pakaiannya. Akibatnya, ia tidak bisa kembali ke dunianya. Jaka Tarub kemudian mengungkapkan dirinya, dan dalam kebaikannya, ia mengembalikan pakaian Nawang Wulan. Tertarik pada kesopanan dan kebaikan Jaka Tarub, Nawang Wulan jatuh cinta padanya. Ia kemudian memutuskan untuk tinggal di dunia manusia dan menikahi Jaka Tarub.
Mereka hidup bahagia bersama dan memiliki seorang putra bernama Raden Putra. Namun, dalam kebahagiaan mereka, Nawang Wulan selalu merasa rindu pada dunianya yang sebenarnya. Akhirnya, terungkap bahwa pakaian peri yang hilang itu adalah kunci bagi Nawang Wulan untuk kembali ke dunianya.
Suatu hari, saat Jaka Tarub sedang tidur, Nawang Wulan pergi kembali ke dunianya dengan menyamar sebagai burung gereja. Jaka Tarub sangat sedih dan merasa kehilangan setelah kepergian Nawang Wulan. Ia mencoba mencari istrinya dengan berbagai cara, namun tak berhasil.
Dalam kesendirian dan kepedihannya, Jaka Tarub memutuskan untuk meninggalkan desanya dan hidup sebagai petapa di tengah hutan. Di sana, ia menemukan seorang gadis bernama Dewi Nawangsih yang memiliki kemiripan dengan Nawang Wulan. Ia memutuskan untuk merawat gadis tersebut dan membesarkannya seperti anak sendiri.
Sementara itu, Nawang Wulan telah menjadi permaisuri dari Raja Kertamarta di dunia peri. Meskipun hidup bahagia di sana, rasa rindunya pada Jaka Tarub tak pernah hilang. Suatu hari, Raja Kertamarta mengetahui bahwa istrinya merindukan dunia manusia dan mencurigai Jaka Tarub sebagai alasan di balik kerinduan istrinya. Ia kemudian mengutus para pengawal untuk mencari Jaka Tarub.
Di tengah hutan, Jaka Tarub dan Dewi Nawangsih hidup bahagia bersama. Suatu hari, para pengawal Raja Kertamarta menemukan tempat persembunyian Jaka Tarub. Mereka membawa Jaka Tarub kembali ke istana. Di sana, Nawang Wulan mengakui bahwa Jaka Tarub adalah cintanya yang sejati. Namun, Jaka Tarub sudah menemukan kedamaian di samping Dewi Nawangsih dan menolak untuk kembali ke dunia peri.
Nawang Wulan sangat sedih dan merasa bersalah atas kesalahannya. Ia akhirnya meminta izin pada Raja Kertamarta untuk mengunjungi Dewi Nawangsih. Raja Kertamarta memberikan izin, dan Nawang Wulan pergi ke hutan untuk bertemu Dewi Nawangsih. Di sana, mereka berbicara dengan tulus dan saling memahami.
Mendapati kedamaian dan pengertian antara Nawang Wulan dan Dewi Nawangsih, Jaka Tarub merasa senang dan lega. Ia memutuskan untuk tetap hidup bersama Dewi Nawangsih, sementara Nawang Wulan kembali ke dunia peri dengan hati yang lapang. Di akhir cerita, Jaka Tarub dan Dewi Nawangsih hidup bahagia bersama sebagai pasangan suami istri di tengah hutan.
Cerita Jaka Tarub Bahasa Jawa Lengkap
Nawang Wulan ora iso balik. Ia isih pules lan memet dadi awan sing maca tembung tembung manawa wis nelpon ke telepon selulernya, tapi ya tak etekak. Ing saben rajeksi tekone Jaka Tarub plesetan, 15 kutho tetep rebo marang kaleresan.
Jaka Tarub sing dadi luka gara gara kebanjiran wis ora ana. Umbul kang metu saka sungai Waduk mulai nglundung. Sedulur sadulur nek ninggalakne nang suroboyo, bebarengan saiki dadi tenggelam. Langit sing digundhuli Jaka tarub punika ndadekake geni kena. Terang kilat, ngliwat cempe, cekeling cekling; bodho pisan.
Jaka Tarub ora buduh dadi piyik iki. Tembung tembung sing diajarake piyik iki niku, raden putra, wektu maklum lekas mandek. Padahal setatane, Mimin anak Rambut Lele kudu dipun sutradarani dadi geblak koyo, dikethokake nang punjul kunang kunang. Kabeh tanggung jawabe punapa? Kakehan padahal saget reged bledug, koyo utak atik gitaran Jose Wales.
Sampean duwe kemampuan daya ing, sang bango. Buat punapa rumongso ngono? Iya. Inggih inggih, ana tanggung jawab. Kabeh luwih rumongso, jeneng piyik iku akhire diwiwiti tengane piyik iki, nanging tetep wesi wesi piyik punika ngrasakake jero si wono, atine Jaka Tarub sedelok liwat liwat. Ya, piyik punika piyik iku. Iya. Ora bisa diapusi lagi. Sedelok sedelok ndadekake kepiyik an ketake, Jaka Tarub ya sudah ora duwe segehan.
Sambung Cerita Jaka Tarub Bahasa Indonesia Lengkap
Perjalanan hidup Jaka Tarub terus berlanjut di tengah hutan yang kini semakin sunyi. Ia tinggal bersama Raden Putra, putranya, dan Dewi Nawangsih yang selalu setia mendampinginya. Mereka hidup bahagia dalam kesederhanaan, menjalani hari-hari dengan penuh cinta dan kebahagiaan.
Suatu hari, saat Jaka Tarub sedang berjalan-jalan di sekitar hutan, ia menemukan sebuah kolam yang indah dan tenang. Di tepi kolam itu, tumbuh sebatang pohon beringin yang menjulang tinggi. Ia merasa seolah-olah ada sesuatu yang ajaib di tempat itu. Keesokan harinya, ia mengajak Dewi Nawangsih dan Raden Putra untuk berkunjung ke tempat tersebut.
Ketika tiba di kolam itu, tiba-tiba terdengar suara samar-samar dari balik pohon beringin. Jaka Tarub dan keluarganya sangat terkejut saat melihat seorang wanita cantik yang berdiri di balik pohon. Wanita itu tersenyum dan menyapa mereka dengan lembut.
“Selamat datang, Jaka Tarub. Aku adalah puteri dari pohon beringin ini. Nama saya Ratu Ayu,” ujar wanita itu dengan lembut.
Jaka Tarub dan Dewi Nawangsih sangat terkejut mendengar kata-kata Ratu Ayu. Mereka tidak menyangka bahwa di tengah hutan yang sunyi ini ada makhluk gaib yang begitu cantik.
Ratu Ayu menceritakan bahwa dia adalah puteri dari pohon beringin tersebut, dan hidup dalam dunia gaib yang tak terlihat oleh manusia biasa. Ia menyampaikan bahwa ketulusan cinta dan kebahagiaan yang dijalin oleh Jaka Tarub dan Dewi Nawangsih telah membuat kolam itu menjadi tempat magis yang istimewa.
“Kalian berdua telah membawa cinta dan kedamaian ke tempat ini. Karena itulah aku ingin memberikan hadiah istimewa untuk kalian berdua,” kata Ratu Ayu.
Kemudian, Ratu Ayu mengambil sejumput debu ajaib dan menaburkannya ke atas kepala Jaka Tarub dan Dewi Nawangsih. Debunya segera berubah menjadi berlian indah yang berkilau di tengah sinar matahari. Ratu Ayu memberikan berlian tersebut sebagai simbol cinta dan kebahagiaan yang selalu menyertai mereka.
“Terima kasih, Ratu Ayu. Kami akan selalu menjaga cinta dan kebahagiaan ini dengan baik,” ucap Jaka Tarub dan Dewi Nawangsih bersamaan.
Setelah memberikan berlian ajaib, Ratu Ayu menghilang begitu saja, kembali ke dunianya yang gaib. Jaka Tarub, Dewi Nawangsih, dan Raden Putra pun merasa sangat bahagia dan bersyukur atas keajaiban yang mereka alami.
Hari-hari berlalu, dan keluarga kecil itu tetap hidup bahagia di tengah hutan. Mereka merasa sangat beruntung telah menemukan cinta sejati dan kebahagiaan yang sesungguhnya. Setiap kali Jaka Tarub berjalan-jalan ke kolam itu, ia selalu mengenang keajaiban yang pernah mereka alami bersama Ratu Ayu.
Akhirnya, Jaka Tarub menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya bisa ditemukan di dunia peri atau di tempat-tempat magis. Keajaiban terbesar adalah kebahagiaan yang tercipta dari cinta, kesederhanaan, dan ketulusan hati. Keluarga kecil itu telah menemukan harta karun yang tak ternilai dalam hidup mereka.
Cerita “Jaka Tarub” pun berakhir dengan bahagia. Jaka Tarub, Dewi Nawangsih, dan Raden Putra tetap hidup bahagia dalam kesederhanaan dan kedamaian di tengah hutan yang indah. Mereka menjalani hari-hari dengan penuh kasih sayang dan kebahagiaan, merajut cerita cinta sejati yang abadi dalam lembaran kehidupan mereka.
Ringkasan Cerita Jaka Tarub
Cerita “Jaka Tarub” adalah tentang seorang pemuda bernama Jaka Tarub yang menemukan peri cantik bernama Nawang Wulan yang kehilangan pakaian dan tidak bisa kembali ke dunia peri. Jaka Tarub mengembalikan pakaiannya, dan Nawang Wulan jatuh cinta padanya, memilih tinggal di dunia manusia dan menikah dengannya. Mereka hidup bahagia bersama, memiliki seorang putra bernama Raden Putra.
Namun, suatu hari, Nawang Wulan merasa rindu pada dunianya yang sebenarnya dan akhirnya kembali sebagai burung gereja. Jaka Tarub sangat sedih dan merasa kehilangan. Ia memutuskan hidup sebagai petapa di hutan dan merawat seorang gadis bernama Dewi Nawangsih. Mereka hidup bahagia bersama sampai saat Nawang Wulan datang kembali mencari Jaka Tarub.
Dalam pertemuan dengan Dewi Nawangsih, Nawang Wulan menemukan kedamaian dan pengertian. Ia memilih untuk kembali ke dunianya sebagai ratu beringin dan memberikan berlian ajaib sebagai simbol cinta dan kebahagiaan untuk Jaka Tarub dan Dewi Nawangsih.
Kesimpulan Cerita Jaka Tarub
Cerita “Jaka Tarub” mengajarkan tentang cinta sejati, pengorbanan, dan kesetiaan. Di tengah petualangan dan keajaiban dunia gaib, cerita ini menekankan nilai-nilai sederhana seperti ketulusan hati dan kesederhanaan dalam mencari kebahagiaan sejati. Jaka Tarub dan Dewi Nawangsih adalah contoh kebahagiaan yang didapat melalui cinta dan kesetiaan, sementara Nawang Wulan menemukan kedamaian melalui pengertian dan kebahagiaan orang lain.
Cerita ini juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga dan menghargai kebahagiaan yang telah kita temukan. Jaka Tarub, Dewi Nawangsih, dan Raden Putra hidup bahagia dalam sederhana, menghargai keajaiban dan kebahagiaan yang ada di sekitar mereka.
Kesederhanaan dan kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam cinta dan kebersamaan dengan orang-orang tercinta. Seperti Jaka Tarub, ketulusan hati dan kesederhanaan adalah kunci untuk menemukan cinta sejati dan kebahagiaan yang abadi dalam lembaran kehidupan.
Kunjungi Tokoh Wanita